Chris Irwin tak pernah membayangkan akan
memeluk Islam. Agama yang begitu asing bagi warga San Antonio, Texas,
AS. "Saya sejak kecil dikenalkan agama, tapi bukan hal yang istimewa," kenang dia seperti dilansir onislam.net, Kamis (31/10).
Itu sebabnya, Cris tak tahu banyak tentang agama atau Tuhan. Namun, secara naluri ia menyadari hanya ada satu Tuhan. Sosok yang saat itu dianggapnya tidak banyak membantunya dalam menjalani kehidupan.
Tuhan yang dikenalnya merupakan sosok yang membuat seorang Chris begitu rendah hati lantaran selalu gagal dalam banyak hal. Karena itu, Ateisme dipilih karena dianggap membeaskan pemikirannya.
Cerita ateisme itu berakhir ketika ia bertemu seorang perempuan Kristen. Diskusi terbangun, keyakinan Chris terhadap agama pun tumbuh. Mulailah ia kembali membaca Alkitab. Hal yang sudah lama ditinggalkannya.
Semangatnya mempelajari ajaran Kristen justru mendapat penolakan dari keluarganya. Orang tuanya melarang ia pergi ke gereja. Itu sebabnya, Chris hanya mengandalkan buku fiksi tentang Kristen. Inilah yang membuatnya frustasi.
"Saya tidak tahu apakah yang saya baca ini benar. Saya merasa ada yang bohong," kenang dia.
Suatu hari, ia menemukan buku tentang sejarah Islam. Awalnya, Chris begitu emosional. Maklum, sejak kecil Chris hanya memahami Islam sebagai agama setan. Pandangan itu berubah ketika ia mulai membacanya. Satu kalimat yang diingatnya, Muhammad menerima wahyu dari Malaikat Jibril.
"Sepertinya saya ingin soal ini," kata dia.
Chris begitu kagum dengan kepribadian Muhammad. Baginya, Rasulullah seorang manusia biasa dan sederhana yang menyempurnakan ajaran Nabi terdahulu, dalam hal ini Isa dan Daud. "Entah mengapa saya ketagihan soal ini," kata dia.
Sejak itu, Chris mulai mencari banyak informasi soal Islam dan Muslim. Ia habiskan waktu berjam-jam guna memenuhi rasa hausnya akan Islam dan Muslim. Satu kesimpulan yang didapatnya, ia ingin menjadi Muslim. "Tapi bagaimana caranya," kenang dia ketika itu.
Sepanjang hidupnya, Chris tidak pernah berinteraksi dengan Muslim. Ia bahkan dididik untuk membenci Muslim. Tapi Allah Subhanahu Wa Ta'ala membantunya melalui keteguhan hatinya. Chris terus membaca dan membaca. Hingga pada akhirnya, ia bertemu dengan pengurus organisasi Islam di San Antonio.
Melalui dia, Chris memeluk Islam. Melalui dia pula, Chris mendalami ajaran Islam. Usai mengucapkan syahadat, Chris harus mengikuti wajib militer. Inilah awal, Chris bertemu dengan Muslim dari berbagai negara. Memang, ada ketakutan dalam dirinya dengan fanatisme.
"Tapi saya dan mereka bersaudara, mereka ucapkan assalamualikum sebagai bentuk kasih sayang terhadap sesama Muslim. Ini yang membuat saya lega terlepas dari situasi yang tidak mendukung itu," kenangnya.
Sumber : Republik
Itu sebabnya, Cris tak tahu banyak tentang agama atau Tuhan. Namun, secara naluri ia menyadari hanya ada satu Tuhan. Sosok yang saat itu dianggapnya tidak banyak membantunya dalam menjalani kehidupan.
Tuhan yang dikenalnya merupakan sosok yang membuat seorang Chris begitu rendah hati lantaran selalu gagal dalam banyak hal. Karena itu, Ateisme dipilih karena dianggap membeaskan pemikirannya.
Cerita ateisme itu berakhir ketika ia bertemu seorang perempuan Kristen. Diskusi terbangun, keyakinan Chris terhadap agama pun tumbuh. Mulailah ia kembali membaca Alkitab. Hal yang sudah lama ditinggalkannya.
Semangatnya mempelajari ajaran Kristen justru mendapat penolakan dari keluarganya. Orang tuanya melarang ia pergi ke gereja. Itu sebabnya, Chris hanya mengandalkan buku fiksi tentang Kristen. Inilah yang membuatnya frustasi.
"Saya tidak tahu apakah yang saya baca ini benar. Saya merasa ada yang bohong," kenang dia.
Suatu hari, ia menemukan buku tentang sejarah Islam. Awalnya, Chris begitu emosional. Maklum, sejak kecil Chris hanya memahami Islam sebagai agama setan. Pandangan itu berubah ketika ia mulai membacanya. Satu kalimat yang diingatnya, Muhammad menerima wahyu dari Malaikat Jibril.
"Sepertinya saya ingin soal ini," kata dia.
Chris begitu kagum dengan kepribadian Muhammad. Baginya, Rasulullah seorang manusia biasa dan sederhana yang menyempurnakan ajaran Nabi terdahulu, dalam hal ini Isa dan Daud. "Entah mengapa saya ketagihan soal ini," kata dia.
Sejak itu, Chris mulai mencari banyak informasi soal Islam dan Muslim. Ia habiskan waktu berjam-jam guna memenuhi rasa hausnya akan Islam dan Muslim. Satu kesimpulan yang didapatnya, ia ingin menjadi Muslim. "Tapi bagaimana caranya," kenang dia ketika itu.
Sepanjang hidupnya, Chris tidak pernah berinteraksi dengan Muslim. Ia bahkan dididik untuk membenci Muslim. Tapi Allah Subhanahu Wa Ta'ala membantunya melalui keteguhan hatinya. Chris terus membaca dan membaca. Hingga pada akhirnya, ia bertemu dengan pengurus organisasi Islam di San Antonio.
Melalui dia, Chris memeluk Islam. Melalui dia pula, Chris mendalami ajaran Islam. Usai mengucapkan syahadat, Chris harus mengikuti wajib militer. Inilah awal, Chris bertemu dengan Muslim dari berbagai negara. Memang, ada ketakutan dalam dirinya dengan fanatisme.
"Tapi saya dan mereka bersaudara, mereka ucapkan assalamualikum sebagai bentuk kasih sayang terhadap sesama Muslim. Ini yang membuat saya lega terlepas dari situasi yang tidak mendukung itu," kenangnya.
Sumber : Republik
Post a Comment