Al Qur’an adalah kitab suci yang tidak ada
kesalahan sebesar gabah pun, demikian Dr Maurice Bucaille berkata. Dari
sanalah terpancar kemuliaan. Umat yang berinteraksi kepadanya akan mengalami kejayaan, sedang yang tidak berinteraksi dengannya akan mengalami kemunduran.
Al Qur’an juga tidak mengalami perubahan sedikitpun, sejak dari zaman Nabi hingga saat ini. Oleh karenanya, mustahil ia merupakan karya manusia. Ia sepenuhnya karya Allah Yang Maha Agung. Hingga saat ini tidak ada orang yang mampu menerjemahkan seluruh makna yang ada dalam Al Qur’an. Apa yang kita ketahui tentang terjemahan Al Qur’an, sesungguhnya itu barulah menerjemahkan sebagian dari makna ayat-ayat Qur’an.
Terlahir dengan nama Wiliiam Pickthall di London, 1875. Dia berasal dari keluarga penganut Kristen Anglikan yang taat. Masa kecil William banyak dihabiskan di kawasan Suffolk dan sempat mengecap pendidikan di Harrow, sebuah sekolah swasta elite. Beberapa lama setelah menetap disana , William kerap mengadakan perjalanan ke Negara-negara Islam danTurki. Karena kemudian banyak bersentuhan langsung dengan agama Islam. Pada tahun 1917 dia memutuskan untuk memeluk Islam. Bahkan sebelumnya William sempat menjadi pembicara pada diskusi yang diadakan Muslim Literary Society bertajuk Islam dan Progress, 29 Nopember 1917 di Notting Hill, London Barat.
Selama masaPerang Dunia I (1914-1918) William banyak menulis surat dukungan terhadap Turki Utsmaniyah. Saat propaganda dikumandangkan (1915) yang mengakibatkan pembantaian di Armenia, dia secara terang-terangan menentangnya dan menyatakan kesalahan tidak bisa ditimpakan kepada pemerintah Turki atas kejadian tersebut. Pada saat banyak imigran Muslim asal India di London, termasuk Abdullah Yusuf Ali, ia dibujuk oleh Kementrerian Luar Negeri untuk menyediakan bahan-bahan propaganda dukungan terhadap Inggris dalam perang melawan Turki. Namun Wiliam bergeming. Ia tetap tegas dengan pendiriannya guna membela saudaranya sesama Muslim.
Begitu juga saat komunitas Muslim di Inggris diberikan pilihan apakah setia terhadap sekutu (inggris danPrancis) atau justru mendukung Jerman dan Turki , jawaban yang diberikan William cukup mengejutkan. Dia tidak akan mendukung negaranya itu. Tahun 1919, William aktif di Biro Informasi Islam yang berkedudukan di London serta beberapa usaha penerbitan media Islam lainnya seperti Muslim Outlook. Usai merampungkan novelnya berjudul Early Hours (1920) , dia mendapat penugasan di India sebagai editor di surat kabar Bombay Chronicle. Kemudian pada 1927 William pindah ke penerbitan jurnal tiga bulanan Islamic Culture selaku editor yang berkantor di Hyderabad.
Sebenarnya sudah sejak lama saat baru masuk Islam, William punya obsesi menerjemahkan kitab suci Al Qur’an ke bahasa Inggris . Dia merasa adalah tanggung jawab semua umat Muslim untuk memahami Al Qur’an dengan sebenar-benarnya. Akhirnya pada 1930, William menerbitkan hasil kerja kerasnya, yakni kitab the Meaning Glorius of Koran. Ribuan umat Muslim pun segera mendapat manfaat dari karya Muhammad Marmaduke Pickthall – Nama Islam William- yang lantas dianggap banyak kalangan sebagai karya monumental. Tak hanya itu umat Muslim pun kemudian menyadari bahwa The Meaning Glorius of Koran diselesaikan di kota NIzamate, Hyederabad, Sebuah kawasan di Selatan India yang didominasi umat Islam.
Ada lagi satu sumbangsihnya selama tinggal di Hyderabad terkait dengan upaya menegakkan syiar Islam. Pada 1925, Pickthall diundang oleh Komite Umat Muslim di Madras untk memberikan kuliah umum tentang segala aspek mengenai Islam. Koleksi dari bahan-bahan kuliahnya ini sudah dipublikasikan pada 1927 dengan harapan agar kalangan non muslim lainnya dapat mengerti apa itu agama Islam. Pada 1928, Pickthall menyelesaikan proyeknya dalam menerjemahkan Al Qur’an . Seperti ilmuwan muslim lainnya, ia tidak menerjemahkan kata Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al Qur’an. Ia menulis dalam kata pengantarnya, qur’an tidak bisa diterjemahkan.
Jadi, terjemahannya tetap berdampingan dengan teks asli Al Qur’an dalam bahasa Arab. Karyanya ini menjadi karya pertama penulisan makna Al Qur’an dalam bahasa Inggris oleh orang Inggris asli. Selain itu, tulisan Pickthall juga menjadi salah satu dari dua karya terjemahan Al qur’an dalam bahasa Inggris yang sangat popular. Karya lainnya ditulis oleh Abdullah Yusuf Ali.
Awal 1935 Pickthall kembali ke Inggris. Pada 1936 ia berpindah ke St Ives dan meninggal di kota kecil itu pada 19 Mei 1936. Ia dimakamkan di pemakaman Muslim di Brook wood, surrey (dekat wokmg , Inggris) empat hari kemudian. Oleh kaum Muslim Inggris Pickthall dijuluki sebagai pejuang agama dan pelayan Islam sejati.
Allah akan menolong kita , ketika kita membela agamaNya. Allah akan memberikan kejayaan kepada hambaNya yang mau berinteraksi dengan ayat-ayatNya. Seperti halnya Muhammad Marmaduke Pickthall mendapat kemuliaan di dunia dan Insya Allah juga di akhirat.
-Said Ramadhan al Hafidz-
Sumber : Eramuslim
Al Qur’an juga tidak mengalami perubahan sedikitpun, sejak dari zaman Nabi hingga saat ini. Oleh karenanya, mustahil ia merupakan karya manusia. Ia sepenuhnya karya Allah Yang Maha Agung. Hingga saat ini tidak ada orang yang mampu menerjemahkan seluruh makna yang ada dalam Al Qur’an. Apa yang kita ketahui tentang terjemahan Al Qur’an, sesungguhnya itu barulah menerjemahkan sebagian dari makna ayat-ayat Qur’an.
Terlahir dengan nama Wiliiam Pickthall di London, 1875. Dia berasal dari keluarga penganut Kristen Anglikan yang taat. Masa kecil William banyak dihabiskan di kawasan Suffolk dan sempat mengecap pendidikan di Harrow, sebuah sekolah swasta elite. Beberapa lama setelah menetap disana , William kerap mengadakan perjalanan ke Negara-negara Islam danTurki. Karena kemudian banyak bersentuhan langsung dengan agama Islam. Pada tahun 1917 dia memutuskan untuk memeluk Islam. Bahkan sebelumnya William sempat menjadi pembicara pada diskusi yang diadakan Muslim Literary Society bertajuk Islam dan Progress, 29 Nopember 1917 di Notting Hill, London Barat.
Selama masaPerang Dunia I (1914-1918) William banyak menulis surat dukungan terhadap Turki Utsmaniyah. Saat propaganda dikumandangkan (1915) yang mengakibatkan pembantaian di Armenia, dia secara terang-terangan menentangnya dan menyatakan kesalahan tidak bisa ditimpakan kepada pemerintah Turki atas kejadian tersebut. Pada saat banyak imigran Muslim asal India di London, termasuk Abdullah Yusuf Ali, ia dibujuk oleh Kementrerian Luar Negeri untuk menyediakan bahan-bahan propaganda dukungan terhadap Inggris dalam perang melawan Turki. Namun Wiliam bergeming. Ia tetap tegas dengan pendiriannya guna membela saudaranya sesama Muslim.
Begitu juga saat komunitas Muslim di Inggris diberikan pilihan apakah setia terhadap sekutu (inggris danPrancis) atau justru mendukung Jerman dan Turki , jawaban yang diberikan William cukup mengejutkan. Dia tidak akan mendukung negaranya itu. Tahun 1919, William aktif di Biro Informasi Islam yang berkedudukan di London serta beberapa usaha penerbitan media Islam lainnya seperti Muslim Outlook. Usai merampungkan novelnya berjudul Early Hours (1920) , dia mendapat penugasan di India sebagai editor di surat kabar Bombay Chronicle. Kemudian pada 1927 William pindah ke penerbitan jurnal tiga bulanan Islamic Culture selaku editor yang berkantor di Hyderabad.
Sebenarnya sudah sejak lama saat baru masuk Islam, William punya obsesi menerjemahkan kitab suci Al Qur’an ke bahasa Inggris . Dia merasa adalah tanggung jawab semua umat Muslim untuk memahami Al Qur’an dengan sebenar-benarnya. Akhirnya pada 1930, William menerbitkan hasil kerja kerasnya, yakni kitab the Meaning Glorius of Koran. Ribuan umat Muslim pun segera mendapat manfaat dari karya Muhammad Marmaduke Pickthall – Nama Islam William- yang lantas dianggap banyak kalangan sebagai karya monumental. Tak hanya itu umat Muslim pun kemudian menyadari bahwa The Meaning Glorius of Koran diselesaikan di kota NIzamate, Hyederabad, Sebuah kawasan di Selatan India yang didominasi umat Islam.
Ada lagi satu sumbangsihnya selama tinggal di Hyderabad terkait dengan upaya menegakkan syiar Islam. Pada 1925, Pickthall diundang oleh Komite Umat Muslim di Madras untk memberikan kuliah umum tentang segala aspek mengenai Islam. Koleksi dari bahan-bahan kuliahnya ini sudah dipublikasikan pada 1927 dengan harapan agar kalangan non muslim lainnya dapat mengerti apa itu agama Islam. Pada 1928, Pickthall menyelesaikan proyeknya dalam menerjemahkan Al Qur’an . Seperti ilmuwan muslim lainnya, ia tidak menerjemahkan kata Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al Qur’an. Ia menulis dalam kata pengantarnya, qur’an tidak bisa diterjemahkan.
Jadi, terjemahannya tetap berdampingan dengan teks asli Al Qur’an dalam bahasa Arab. Karyanya ini menjadi karya pertama penulisan makna Al Qur’an dalam bahasa Inggris oleh orang Inggris asli. Selain itu, tulisan Pickthall juga menjadi salah satu dari dua karya terjemahan Al qur’an dalam bahasa Inggris yang sangat popular. Karya lainnya ditulis oleh Abdullah Yusuf Ali.
Awal 1935 Pickthall kembali ke Inggris. Pada 1936 ia berpindah ke St Ives dan meninggal di kota kecil itu pada 19 Mei 1936. Ia dimakamkan di pemakaman Muslim di Brook wood, surrey (dekat wokmg , Inggris) empat hari kemudian. Oleh kaum Muslim Inggris Pickthall dijuluki sebagai pejuang agama dan pelayan Islam sejati.
Allah akan menolong kita , ketika kita membela agamaNya. Allah akan memberikan kejayaan kepada hambaNya yang mau berinteraksi dengan ayat-ayatNya. Seperti halnya Muhammad Marmaduke Pickthall mendapat kemuliaan di dunia dan Insya Allah juga di akhirat.
-Said Ramadhan al Hafidz-
Sumber : Eramuslim
Post a Comment